Senin, 06 Februari 2017

Proses Aborsi Kuret

Proses Aborsi Kuret


Peroses aborsi ini dilakukan pada usia kandungan 6-16 minggu pertama. Cara aborsi ini juga disebut suction curettage atau vakum aspirasi. Pertama-tama dokter akan melakukan pembiusan atau obat penghilang rasa sakit. 

Anda akan dibaringkan dengan kaki mengangkang dan spekulum dimasukkan untuk membuka vagina.
Sedikit anestesi lokal diberikan lagi pada leher rahim anda untuk membuat rasa kebal. 

Kemudian tenakulum (instrumen bedah dengan penjepit diujungnya) digunakan untuk menahan leher rahim. Ketika serviks telah melebar, kanula (pipet kecil yang terhubung ke alat hisap) dimasukkan melalui vagina untuk menghisap konsepsi/janin dan plasenta keluar.

Prosedur ini biasanya memakan waktu 10-15 menit saja, tetapi pemulihan atau rehat setelah tindakan aborsi bisa 30 menit sampai 1 jam. Setelah selesai, dokter akan memberikan obat antibiotik untuk membantu mencegah infeksi.

Pasien bisa pulang hari itu juga. Tetapi dilarang untuk melakukan aktifitas ekstrem selama kurang lebih 1 minggu.



Efek samping yang biasanya terjadi dari prosedur ini adalah sedikit kram, mual, berkeringat dan merasa lemas. Efek samping lain atau resiko yang bisa timbul seperti pembekuan darah, kerusakan serviks dan perforasi rahim namun hal ini sangat jarang terjadi apabila anda ditangani oleh dokter yang tepat. Khususnya dengan spesialis Obstetri dan Ginekologi (Sp.OG).

Resiko lain yang dapat timbul adalah Infeksi yang menyebabkan demam, sakit, dan nyeri perut. Segera hubungi dokter yang menangani anda jika efek samping itu terjadi. Semua tindakan medis pasti memiliki efek samping, namun Vakum adalah metode aborsi yang paling aman dan minim resiko.

B. Dilatation & Evacuation (D & E)

Bagaimana proses Dilatasi & Evakuasi dilakukan?


Proses aborsi Dilatasi dan kuretase dilakukan untuk usia kandungan diatas 16 minggu. Beberapa jam sebelum proses aborsi dilakukan, dokter kuret akan memasukkan laminaria atau dilator sintetis kedalam leher rahim anda. Setelah beberapa jam dan sudah terjadi pelebaran, dilakukan pembiusan seperti halnya vakum aspirasi. Kemudian kanula dimasukkan untuk mulai menyedot jaringan. Setelah itu, lapisan dikeruk untuk menghilangkan residu menggunakan kuret (alat berbentuk sendok). Langkah terakhir adalah penyedotan kembali untuk memastikan rahim benar-benar bersih.

Cara aborsi ini biasanya memakan waktu antara 15-20 menit. Sisa-sisa janin biasanya diperiksa untuk memastikan semuanya telah dikeluarkan dan aborsi tersebut telah selesai. Obat antibiotik diminum untuk membantu mencegah infeksi.

Efek samping dan resiko prosedur aborsi dilatasi & kuretase


Efek samping yang umumnya terjadi mual, pendarahan ringan, dan kram bisa berlangsung selama 2 minggu setelah prosedur. Meskipun jarang terjadi berikut adalah resiko lainnya yang mungkin dapat terjadi : kerusakan dinding rahim, perforasi rahim, dan infeksi. Hubungi klinik atau penyedia kesehatan anda segera, jika gejala berlangsung lama.

C. Dilatation & Extraction (D & X)

Proses aborsi dilatasi dan ekstraksi digunakan untuk usia kandungan diatas 21 minggu. Apabila kehamilan anda diatas 21 minggu, anda bisa berkonsultasi langsung diklinik untuk penjelasan lebih detil tahap demi tahap mengenai cara aborsi ini. Biasanya dilakukan konseling terlebih dahulu untuk mencegah perasaan trauma dikemudian hari.
Itulah penjelasan singkat mengenai cara aborsi yang dilakukan di klinik aborsi dan di rumah sakit. Jangan ragu untuk menghubungi call center yang tertera untuk membuat jadwal konsultasi aborsi dengan kami. 


https://www.google.co.id/maps/place/klinik+syifa/@3.6464609,98.6067732,12z/data=!4m8!1m2!2m1!1sklinik+syifa+medan+aborsi!3m4!1s0x3036cd40dd5dabb1:0xb6aaf9e03ee9d290!8m2!3d3.7170442!4d98.6799243?hl=en



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

KLINIK ABORSI JAKARTA

KLINIK ABORSI JAKARTA  Pusat Klinik Aborsi Jakarta  Pusat Klinik Aborsi   Medical Group Pusat Klinik Aborsi adalah lay...