Proses Aborsi Kuret
Anda akan dibaringkan dengan kaki mengangkang dan spekulum dimasukkan untuk membuka vagina.
Sedikit anestesi lokal diberikan lagi pada leher rahim anda untuk membuat rasa kebal.
Kemudian tenakulum (instrumen bedah dengan penjepit diujungnya) digunakan untuk menahan leher rahim. Ketika serviks telah melebar, kanula (pipet kecil yang terhubung ke alat hisap) dimasukkan melalui vagina untuk menghisap konsepsi/janin dan plasenta keluar.
Kemudian tenakulum (instrumen bedah dengan penjepit diujungnya) digunakan untuk menahan leher rahim. Ketika serviks telah melebar, kanula (pipet kecil yang terhubung ke alat hisap) dimasukkan melalui vagina untuk menghisap konsepsi/janin dan plasenta keluar.
Prosedur ini biasanya memakan waktu
10-15 menit saja, tetapi pemulihan atau rehat setelah tindakan aborsi
bisa 30 menit sampai 1 jam. Setelah selesai, dokter akan memberikan obat
antibiotik untuk membantu mencegah infeksi.
Pasien bisa pulang hari itu juga. Tetapi dilarang untuk melakukan aktifitas ekstrem selama kurang lebih 1 minggu.
Efek samping yang biasanya terjadi dari
prosedur ini adalah sedikit kram, mual, berkeringat dan merasa lemas.
Efek samping lain atau resiko yang bisa timbul seperti pembekuan darah,
kerusakan serviks dan perforasi rahim namun hal ini sangat jarang
terjadi apabila anda ditangani oleh dokter yang tepat. Khususnya dengan
spesialis Obstetri dan Ginekologi (Sp.OG).
Resiko lain yang dapat timbul adalah
Infeksi yang menyebabkan demam, sakit, dan nyeri perut. Segera hubungi
dokter yang menangani anda jika efek samping itu terjadi. Semua tindakan
medis pasti memiliki efek samping, namun Vakum adalah metode aborsi
yang paling aman dan minim resiko.
B. Dilatation & Evacuation (D & E)
Bagaimana proses Dilatasi & Evakuasi dilakukan?
Proses aborsi Dilatasi dan kuretase dilakukan untuk usia kandungan diatas 16 minggu. Beberapa jam sebelum proses aborsi dilakukan, dokter kuret akan memasukkan laminaria
atau dilator sintetis kedalam leher rahim anda. Setelah beberapa jam
dan sudah terjadi pelebaran, dilakukan pembiusan seperti halnya vakum
aspirasi. Kemudian kanula dimasukkan untuk mulai menyedot
jaringan. Setelah itu, lapisan dikeruk untuk menghilangkan residu
menggunakan kuret (alat berbentuk sendok). Langkah terakhir adalah
penyedotan kembali untuk memastikan rahim benar-benar bersih.
Cara aborsi ini biasanya memakan waktu antara 15-20 menit. Sisa-sisa
janin biasanya diperiksa untuk memastikan semuanya telah dikeluarkan dan
aborsi tersebut telah selesai. Obat antibiotik diminum untuk membantu
mencegah infeksi.
Efek samping yang umumnya terjadi mual,
pendarahan ringan, dan kram bisa berlangsung selama 2 minggu setelah
prosedur. Meskipun jarang terjadi berikut adalah resiko lainnya yang
mungkin dapat terjadi : kerusakan dinding rahim, perforasi rahim, dan
infeksi. Hubungi klinik atau penyedia kesehatan anda segera, jika gejala
berlangsung lama.
C. Dilatation & Extraction (D & X)
Proses aborsi dilatasi dan ekstraksi digunakan untuk usia kandungan diatas 21 minggu.
Apabila kehamilan anda diatas 21 minggu, anda bisa berkonsultasi
langsung diklinik untuk penjelasan lebih detil tahap demi tahap mengenai
cara aborsi ini. Biasanya dilakukan konseling terlebih dahulu untuk
mencegah perasaan trauma dikemudian hari.
Itulah penjelasan singkat mengenai cara
aborsi yang dilakukan di klinik aborsi dan di rumah sakit. Jangan ragu
untuk menghubungi call center yang tertera untuk membuat jadwal
konsultasi aborsi dengan kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar